PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Wawasan Kehamilan - Kehamilan merupakan periode yang ditunggu oleh pasangan suami istri. selain itu, pasangan suami istri juga menginginkan keturunan yang cerdas dan tanpa masalah apapun. Untuk itu, sangatlah dibutuhkan bagi pasangan suami istri untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ke Bidan atau dokter SpOG untuk mengetahui apakah janin berkembang dengan baik, dan apakah kehamilan dalam keadaaan normal ataukah ada sesuatu penyerta yang membahayakan.
Untuk itu bagi para tenaga kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan harus melakukan pemeriksaan – pemeriksaan yang berurutan sesuai dengan prosedur untuk mengetahui keadaan janin. Hal – hal yang perlu dilakukan antara lain :
PENGKAJIAN AWAL
Pengkajian awal sangatlah penting untuk dilakukan seorang Bidan karena untuk mengetahui apakah nanti dalam kehamilannya ada penyakit penyerta ataukah tidak. Yang termasuk dalam pengkajian awal yaitu :
Keadaan Umum
Bidan dapat melakukan pengkajian pertama kali dengan melakukan observasi terhadap ibu hamil saat pertama kali bertemu. Keadaan umu yang dapat dinilai Bidan dari pasiennya yaitu ada tidaknya tingkat kecemasan, kemarahan atau peka.
Selain itu, Bidan juga harus menobservasi karakteristik fisik., yaitu postur tubuh dan cara berjalan apakah ada masalah, apakah ibu mengalami letargik yang dapat mengacu pada terjadinya kelelahan ekstrem, anemia, malnutrisi atau depresi.
Riwayat Sosial
Riwayat sosial ini bisa didapat dari respon keluarga terhadap kehamilan yang dialami pasien. Misalnya apakah keluarga sangat menginginkan kehamilan yang terjadi saat ini, ataukah keluarga tidak menginginkan kehamilannya sehingga kehamilan dapat mengacam atau dapat mengusir pasien dari sebuah keluarga.
Peran keluarga ini sangatlah penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kehamilan. Dan jika terjadi suatu hubungan ketidak harmonisan antara keluarga dan ibu hamil, sebaiknya Bidan memberi arahan bagi keluarga dan ibu hamil agar selama kehamilan ini tidak terjadi dampak yang negatif yang dapat berpengaruh bagi janin dan ibu.
Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang akurat sangat diperlukan untuk mengetahui umur kehamilan dan perkiraan kapan bayi akan dilahirkan. Selain itu jika sudah dapat dipastikan usia kehamilan, Bidan juga dapat mengetahui ukuran fundus yang normal sesuai dengan umur kehamilannya.
Tanggal perkiraan kelahiran dihitung dengan menambahkan 9 bulan kalender dan 7 hari pada tanggal hari pertama menstruasi terakhir ibu. Metode ini berasumsi bahwa :
- Ibu mencatat keteraturan menstruasi dan panjangnya waktu menstruasi.
- Konsepsi terjadi 14 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir, hal ini bisa tepat jika siklus menstruasi ibu 28 hari.
- Perdarahan terakhir yang terjadi merupakan benar – benar menstruasi dan bukan dikarenakan adanya penyakit atau masalah yang lainnya.
Riwayat Obstetrik
Riwayat obstetrik disini yang dimaksudkan yaitu pengalaman melahirkan. Pengalaman melahirkan ini merupakan salah satu bagian yang penting untuk memperkirakan kemungkinan hasil kehamilan saat ini apakah ada penyulit atau kah tidak.
Dalam riwayat obtetrik ini istilah yang sering digunakan adalah Gravida dan para. Gravida merupakan jumlah kehamilan yang dialami pasien, sedangkan Para merupkan pernah melahirkan yaitu ibu pernah melahirkan anak dalam keadaan hidup maupun mati tetapi bukan termasuk abortus atau keguguran. Selain itu, ada istilah lain yaitu Grande Multipara yang berarti ibu pernah melahirkan lima kali atau lebih.
Riwayat Medis
Riwayat medis dapat berpengaruh terhadap kehamilan, begitu juga sebaliknya ada kehamilan yang mempengaruhi kondisi medis seorang ibu hamil. Untuk itu, harus segera dilakukan penangan lebih lanjut, karena bila tidak diatasi sesegera mungkin dapat berakibat serius bagi kesehatan ibu hamil.
Adapun hal – hal yang dapat berpengaruh selama kehamilan antara lain :
- Stasis dan refluks urine yang terjadi saat kehamilan. Infeksi saluran kemih ini dapat terjadi dengan mudah pada pielonefritis, jika tidak segera diobati dapat menimbulkan kerusakan ginjal dan menyebabkan persalinan prematur (Romero et al.1989).
- Kehamilan mempredisposisikan pada trombosis vena profunda dan selanjutnya embolisme paru. Hal ini akan lebih beresiko pada ibu hamil dengan jumlah paritas banyak, usia lanjut, dan gemuk dengan gangguan tromboembolik.
- Hipertensi, ibu hamil yang mengalami hipertensi akibat kehamilannya dapat menurunkan fungsi dari plasenta, leterbatasan pertumbuhan intrauterine, abrupsio plasenta, gangguan janin dan kematian (Hallak, 1999). Pada ibu yang hipertensi dapat terjadi gagal jantung kongensif, hemoragic intraserebral, gagal ginjal akut, koagulasi intravaskuler diseminata dan kematian yang diakibatkan hal – hal tersebut.
- Ibu hamil dengan kondisi asma, epilepsi, infeksi da gangguan psikiatrik memerlukan pengobatan dapat menimbulkan efek samping pada perkembangan janin. Sedangkan komplikasi medis seperti diabetes dan kondisi jantung memerlukan keterlibatan dan dukungan spesialis medis.
Riawayat Keluarga
Komplikasi tertentu dalam kehamilan dapat terjadi karena genetik dan juga ada yang bersifat familial atau berkaitan dengan etnisitas dan ada beberapa yang berkaitan dengan lingkungan fisik maupun sosial tempat keluarga tersebut bertempat tinggal.
Diabetes militus meskipun bukan diturunkan secara genetik, dapat menimbulkan predisposisi pada anggota keluarga lain terutama bila mereka hamil atau gemuk. Selain itu ada juga Hipertensi yang juga memiliki komponen familial dan kehamilan kembar memiliki insiden lebih tinggi dalam keluarga tertentu. Dan ada beberapa kondisi seperti anemia sel sabit dan talasemia biasanya dialami pada ras tertentu.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik yang perlu dilakukan oleh Bidan antara lain:
Berat Badan
Berat badan ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta dapat menimbulkan suatu komplikasi sehingga mengakibatkan patologis dalam kehamilan.
Ibu hamil yang dalam keadaan gemuk memungkinkan terjadinya komplikasi yang meliputi diabetes gestasional, hipertensi dalam kehamilan serta distosia bahu karena giant baby. Selain itu Bidan juga akan mengalami sedikit kesulitan unutk menentukan presentasi, menentukan bagian – bagian serta posisi yang dikarenakan lemak pada perut terlalu tebal.
Sedangkan ibu hamil yang mengalami kekurangan berat badan juga akan mengalami komplkasi – komplikasi seperti anemia, KEK, tergaanggunya tumbuh kembang janin, kematian janin serta abortus.
Tekanan Darah
Tekanan darah harus dipantau secara rutin karena tekanan darah ini berpengaruh terhadap fungsi plasenta. Ketika tekanan darah mengalami kenaikan yang tidak normal, maka fungsi plasenta akan menurun. Tekanan darah yang normal pada umumnya tidak lebih dari 140/90 mmHg.
Urinalisis
Urinalisis dilakukan setiap kali pemeriksaan untuk mengetahui adanya abnormalitas (Way, 2000). Bakteriuria sering terjadi asomtomatik sehingga ibu hamil tidak menyadarinya. Untuk itu pielonefritis mungkin saja telah terjadi karena perubahan pada traktus renalis selama kehamilan.
Temuan lain yang mungkin terjadi saat pemeriksaan urine adalah ;
- Keton, terjadi karena pemecahan lemak untuk menciptakan glukosa yang disebabkan oleh kebutuhan janin yang tidak terpenuhi yang terjadi karena ibu muntah, hiperemesis, stravasi atau saat senam berlebihan.
- Glukosa yang disebabkan oleh kadar dalam darah tinggi, penurunan ambang atau penyakit ginjal.
- Protein karena kontaminasi oleh leukorea vaginal, atau penyakit seperti infeksi saluran kemih atau ada gangguan hipertensi kehamilan.
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah dalam kehamilan ini meliputi pemeriksaaan golongan darah dan hitung darah lengkap.
Golongan darah dilakukan untuk mengantisipasi apabila dibutuhkan untuk transfusi darah pada saat kehamilan. Biasanya dilakukan transfusi ketika ibu hamil mengalami perdarahan yang hebat sehingga membutuhkan transfusi darah.
Sedangkan hitung darah lengkap ini diperlukan untuk mengecek kadar hemoglobin dalam darah, veneral disease research laboratory (VDRL), status imun rubella, skrining hepatitis B, dan skrining sitomagalovirus dan toksoplasma.
PEMERIKSAAN BIDAN
Pemeriksaan selanjutnya yang harus dilakukan oleh bidan ini harus bersifat holistik dan harus menggali informasi tentang kesejahteraan fisik, sodial dan psikologisnya. Untuk itu, Bidan harus memeriksa pola tidur pasien apakah ada masalah, menekankan ibu hamil untuk menyusui, memneri informasi tentang fungsi kandung kemih dan defekasi, rabas yang akan meningkat saat terjadi kehamilan, oedema yang dapat terjadi saat kehamilan, dan ditemukannya varises. Selain itu Bidan juga harus melakukan pemeriksaan Abdomen yang meliputi :
Inspeksi
Inspeksi dilakukan untuk melihat ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilannya. Namun, ketika terjadi obesitas, kandung kemih penuh dan kolon distres dapat mengganggu proses auskultasi ini. Pada saat dilakukan auskultasi, uterus berbentuk lebih panjang dari pada lebarnya jika posisi janin longitudinal. Tetapi jika janin dalam posisi transversal uterus akan lebih rendah dan tampak lebar.
Selain itu, Bidan juga dapat mengobservasi gerakan janin yang dirasakan ibu serta dapat melihat perubahan kulit yang pada perut, seperti linea nigra, linea alba serta striae.
Palpasi
Palpasi adalah melakukan pemeriksaan dengan cara menyentuh atau memegang bagian yang akan diperiksa. Untuk melakukan palpasi pada perut ibu, tangan Bidan harus dalam kondisi hangat dengan cara menggosok – gosokkan kedua tepalapk tangan, hal ini dilakukan agar janin tidak kaget sehingga dapat menimbulkan kontraksi.
Palpasi ini dilakukan menggunakan sistem Leopold. Leopold ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu leopold 1, leopold 2, leopold 3 dan leopold 4.
Leopold 1 dilakukan dengan cara mengumpulkan perut kebagian fundus untuk mengetahui seberapa besar tinggi fundus uteri pasien kemudian mengukurnya menggunakan metlin dari fundus uteri ke pinggir atas simfisis.
Leopold 2 dilakukan untuk mengetahui bagian-bagian dari janin yang terdapat pada sisi kanan dan kiri dari perut ibu.
Leopold 3, dilakukan untuk mengetahui bagian terendah janin apakah presentasi kepala, bokong atau presentasi lainnya.
Leopold 4, dilakukan untuk menegtahui apakaah bagian terendah dari janin sudah masuk panggul, dan jika sudah masuk panggul seberapa banyakkah bagian terendah janin tersebut masuk panggul.
Auskultasi
Auskultasi atau mendengar ini dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin (DJJ). Pada umumnya, DJJ yang normal itu 120 hingga 160 x/menit. DJJ ini dilakukan pada bagian punggung janin, punggung janin biasanya teraba keras seperti papan yang bisa diketahui saat kita melakukan pemeriksaan pada leopold 2.
(sumber: Asuhan Kebidanan Antenatal.salmah,S.Kp,M.kes,dkk)
(sumber: Asuhan Kebidanan Antenatal.salmah,S.Kp,M.kes,dkk)
No comments:
Note: Only a member of this blog may post a comment.