-->

Anatomi Alat Genetalia Eksterna

Anatomi Alat Genetalia Eksterna

Alat kandungan berhubungan penting dengan lahirnya seorang bayi. Alat – alat kandungan sangatlah penting untuk diketahui bagi tenaga kesehatan terutama Bidan. Untuk itu bagi para tenaga kesehatan terutama bidan khusunya, harus paham dan mengerti tentang fisiologi alat – alat kadungan,karena dalam masa kehamilan ada perubahan – perubahan yang terjadi pada alat kandungan.
 
Anatomi dari alat kandungan dibagi menjadi 2, yaitu alat genetalia eksterna dan alat genetalia interna. Untuk itu, di artikel ini kita akan membahas apa saja yang termasuk dalam alat reproduksi eksterna.
 
Alat – alat genetalia eksterna terdiri dari:
 

Mons veneris

yaitu bagian yang menonjol ditas simfisis da pada wanita dewasa ditutupi oleh rambut – rambut kemaluan. Pada wanita umumnya, rambut kemaluan tumbuh dari batas atas melintang sampai pinggir atas simfisis, dan pada daerah bawah sampai pada daerah anus.
 

Labia mayora

yaitu bibir – bibir besar yang terdiri dari 2 bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong dan mengecil dibagian bawah, ujung bawah labia mayora ini bertemu dan membentuk kommisura posterior. Labia mayora ini terisi oleh lemak yang sama didaerah mons veneris.
 

Labia minora

yaitu bibir – bibir kecil yang terdapat didalam labia mayora, labia minora lebih tipis dari pada labia minora, bentuknya seperti lipatan tipis dari kulit. Labia minora ini juga terdiri dari 2 bagian kanan dan kiri, dan membentang dari atas sampai bawah seperti halnya labia mayora hanya posisi labia monira ini terdapat didalam labia mayora.
 
Labia minora kanan dan kiri bertemu dibagian atas dan membetuk diatas klitoris preputium klitoridis dan membentuk dibawah klitoris frenulum klitoridis, dan kearah bawah bertemu dan membentuk fossa navikullare. Fosa navikullare pada wanita yang belum pernah bersalin tampak masih utuh berbentuk cekung seperti perahu, dan akan tampak tebal dan tidak rata pada wanita yang pernah melahirkan.
Labia minora ini banyak mengandung glandula sebasea (kelenjar – kelenjar lemak) dan terdapat ujung – ujung syaraf sehingga labia minora ini lebih sensitif.
 

Klitoris

Klitoris ini sebesar kacang ijo yang tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis dan dua krura yang menggantung klitoris ke os pubis. Pada glans klitoridis terdiri atas jaringan – jaringan yang dapat mengembang dan terdapat banyak urat syaraf, sehingga jika terjadi sentuhan pada daerah klitoris ini akan sensitif dan mudah terangsang.
 

Vulva

Vulva pada dasarnya berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari muka ke belakang dan dibatasi dimuka oleh klitoris, pada kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan pada belakang oleh perinium. Pada vulva terdapat orifisium uretra eksternum (lubang kemih), yaitu berada 1 – 1,5 cm dibawah klitoris dan ditutupi oleh lipatan – lipatan selaput vagina. Tidak jauh dari lubang kemih dikiri dan kanan bawahnya, dapat dilihat dua ostia skene. Sedangkan dikiri dan kanan bawah dekat fossa navikullare terdapat bartolin, pada saat koitus kelenjar bartolin ini akan mengeluarkan getah lendir.
 

Bulbus vestibuli sinistra et dekstra

Organ reproduksi ini terletak bagian bawah selaput lendir vulva. Organ reproduksi ini mengandung banyak pembuluh darah. Pada saat persalinan biasanya kedua bulbus tertarik ke atas kebagian bawah arkus pubis, dan pada bagian bawah yang melingkar yagina sering mengalami cidera dan sekali – kali timbul hematoma vulva atau perdarahan.
 

Introitus vagina

Mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda – beda. Introitus vagina ini ditutupi oleh himen (selaput dara). Himen ini juga mempunyai bentuk yang berbeda – beda juga, ada yang berbentuk semilunar (bulan sabit), ada yang berbentuk berlubnag – lubang (septum). Himen ini ada yang lunak juga ada yang keras. Ada himen yang lubangnya dapat dilalui 1 jari hingga 2 jari yang disebut dengan hiatus himenalis.
 

Perinium

Organ repriduksi ini berada diantara vulva dan anus yang mempunyai panjang kurang lebih 3 cm. Perinium ini ada yang lentur dan keras. Pada saat persalinan jika perinuim kaku akan terjadi robekan, tetapi jika perinium lentur maka kemungkinan terjadi robekan pada jalin lahir akan lebih kecil.

No comments:

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Powered by Blogger.