Wawasan Kehamilan - SOLUSIO PLASENTA (abrupsio plasenta) Penyebab Perdarahan - Bagi tenaga kesehatan kita perlu tahu apa saja yang menjadi tanda bahaya dalam kehamilan yang dapat mengakibatkan perdarahan hingga kematian. Salah satu dari penyebab itu ialah Solusio Plasenta.
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari dinding rahim yang terletak abnormal pada korpus uteri sebelum jalan lahir. solusio plasenta terjadi 1% - 2% dari semua kehamilan (AAFP, 2000/2001). solusio plasenta ini biasanya terjadi pada kehamilan trimester III. Jika solusio plasenta ini terjadi sebelum kehamilan 20 minggu mungkin akan di diagnosis terjadinya abortus imminens. Plasenta yang terlepas seluruhnya disebut dengan solusio plasenta totalis, plasenta yang terlepas sebagian disebut dengan solusio plasenta parsialis, dan jika terlepas hanya sebagian pinggir plasenta disebut Ruptura sinus marginalis.
Etiologi dari solusio plasenta ini belum jelas diketahui dengan pasti meskipun ada beberapa faktor yang menyertainya seperti umur ibu yang terlalu tua, multiparitas (melahirkan lebih dari 1 kali), hipertensi yang menahun, pre-eklampsia, tali pusat yang terlalu pendek, adanya tekanan pada vena kava inferior. Tanda dan gejala dari solusio plasenta ini adalah nyeri pada perut yang terus – menerus, adanya nyeri tekan pada uterus, adanya penegangan pada uterus, perdarahan pervaginam yang berwarna hingga kehitaman, terjadinya syok, bunyi denyut jantung janin (DJJ) tidak terdengar lagi, dan bahkan air ketuban dapat bercampur dengan darah hingga berwarna kemerahan. Untuk mendiagnosis terjadinya solusio plasenta ini sangatlah sukar sekali, untuk itu lakukanlah pemeriksaan ultrasonografi agar dapat mempermudah dan menghilangkan keraguan untuk mendiagnosis terjadinya solusio plasenta ini.
Komplikasi pada ibu janin dapat tergantung pada luasnya plasenta yang terlepas dan seberapa lamanya solusio plasenta ini terjadi. Komplikasi yang dapat terjadi adalah perdarahan, adanya kelainan dalam pembekuan darah, oliguria, terjadinya gawat janin hingga terjadi kematian pada janin. Perdarahan yang terjadi pada kasus solusio plasenta ini hampir semua tidak dapat dicegah lagi, kecuali dengan melakukan persalinan segera yaitu dengan seksio secaria.
Pada kasus ini sebaiknya sebagai tenaga kesehtan kita harus melakukan pemantauan kesejahteraan ibu, yaitu dengan cara :
- Pemantauan tanda vital. Lakukan pemanttauan ketat tanda vital ibu, karena yang menjadi tanda pertama gangguan janin karena kehilangan banyak darah.
- Lakukan infus intravena. Infus ini dilakukan karena untuk mengganti cairan yang keluar. Pastikan infus IV berjalan dengan lancar.
- Pengukuran darah yang keluar. Menjaga perbandingan cairan yang keluar dan cairan yang masuk ke ibu. Dokumentasikan tindakan.
- Kemunkinan diperlukannya nastesi. Pastikan bahwa dokter anestesi telah memeberi informasi dan dapat mengkaji situasi ibu tentang kemungkinan memerlukan anestesi (DoH, 2001). Berikan antasida/ penghambat ion hidrogen reguler karena anestesi darurat mungkin diperlukan (Johnson et al., 2000)
- Pantau denyut jantung janin (DJJ). Keadaan denyut ibu yang tidak normal dapat berpengaruh terhadap DJJ yang tidak normal pula karena adanya gangguan yang disebabkan oleh adanya kehilangan darah yang terjadi. Lakukanlah respon yang cepat jika terjadi DJJ yang tidak normal.
- Asuhan persalinan pada kasus solusio plasenta bisa dilihat dari kondisi pasien. Bila perdarahan kecil yang dapat teratasi dan kondisi janin dalam keadaan preterm keputusan untuk bersalin secara normal mungkin lebih baik. Tetapi jika perdarahan diperkirakan berat atau terus terjadin perdarahan dan adanya bukti gangguan pada ib dan bayi sebaiknya melahirkan segera dengan cdiindikasikan atau disecar (Hayashi, 2000).